Google+ Facebook Twitter mail SC

Friday 25 October 2013

RUNNING MENGGUNAKAN IC ATMEGA 16

By: Rifza On: 19:00
  • Share The Gag

  • Menggunakan software Proteus Dan Code Vision
    KETERANGAN :                                     
    1.       8 LED
    2.       IC Atmega 16
    3.       Ground
    Arsitektur ATMEGA16
    Mikrokontroler ini menggunakan arsitektur Harvard yang memisahkan memori program dari memori data, baik bus alamat maupun bus data, sehingga pengaksesan program dan data dapat dilakukan secara bersamaan (concurrent).
    Secara garis besar mikrokontroler ATMega16 terdiri dari :
    1. Arsitektur RISC dengan throughput mencapai 16 MIPS pada frekuensi 16Mhz.
    2. Memiliki kapasitas Flash memori 16Kbyte, EEPROM 512 Byte, dan SRAM 1Kbyte
    3. Saluran I/O 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.
    4. CPU yang terdiri dari 32 buah register.
    5. User interupsi internal dan eksternal
    6. Port antarmuka SPI dan Port USART sebagai komunikasi serial
    7. Fitur Peripheral
        • Dua buah 8-bit timer/counter dengan prescaler terpisah dan mode compare
        • Satu buah 16-bit timer/counter dengan prescaler terpisah, mode compare, dan mode capture
        • Real time counter dengan osilator tersendiri
        • Empat kanal PWM dan Antarmuka komparator analog
        • 8 kanal, 10 bit ADC
        • Byte-oriented Two-wire Serial Interface
        • Watchdog timer dengan osilator internal
    SCRIPTING :
    Code Vision AVR
    #include <mega16.h>
    #include <delay.h>

    // Declare your global variables here

    void main(void)
    {
    // Declare your local variables here

    // Input/Output Ports initialization
    // Port A initialization
    // Func7=Out Func6=Out Func5=Out Func4=Out Func3=Out Func2=Out Func1=Out Func0=Out
    // State7=0 State6=0 State5=0 State4=0 State3=0 State2=0 State1=0 State0=0
    PORTA=0x00;
    DDRA=0xFF;

    // Port B initialization
    // Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
    // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
    PORTB=0x00;
    DDRB=0x00;

    // Port C initialization
    // Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
    // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
    PORTC=0x00;
    DDRC=0x00;

    // Port D initialization
    // Func7=In Func6=In Func5=In Func4=In Func3=In Func2=In Func1=In Func0=In
    // State7=T State6=T State5=T State4=T State3=T State2=T State1=T State0=T
    PORTD=0x00;
    DDRD=0x00;

    while (1)
          {
          // Place your code here
          PORTA.0=0;
          delay_ms(200);
          PORTA.0=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.0=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.1=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.1=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.2=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.2=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.3=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.3=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.4=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.4=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.5=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.5=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.6=1; 
          delay_ms(200);
          PORTA.6=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.7=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.7=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.7=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.0=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.0=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.1=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.1=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.2=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.2=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.3=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.3=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.4=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.4=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.5=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.5=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.6=1;
          PORTA.0=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.0=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.1=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.1=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.2=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.2=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.3=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.3=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.4=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.4=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.5=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.0=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.0=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.1=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.1=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.2=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.2=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.3=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.3=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.4=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.0=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.0=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.1=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.1=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.2=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.2=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.3=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.0=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.0=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.1=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.1=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.2=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.0=0;
          delay_ms(200);
          PORTA.0=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.0=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.1=1;
          delay_ms(200); 
          PORTA.0=0;
          delay_ms(200);
          PORTA.0=1;
          delay_ms(200);
          PORTA.0=1;
          delay_ms(150);
          PORTA.1=1;
          delay_ms(150);
          PORTA.2=1;
          delay_ms(150);
          PORTA.3=1;
          delay_ms(150);
          PORTA.4=1;
          delay_ms(150);
          PORTA.5=1;
          delay_ms(150);
          PORTA.6=1;
          delay_ms(150);
          PORTA.7=1;
          delay_ms(150);  
          PORTA.0=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.1=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.2=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.3=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.4=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.5=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.6=0;
          delay_ms(0);
          PORTA.7=0;
          delay_ms(0); 
              
          }
    }
    Keterangan Scripting
    PORTA.0=0 berarti port dalam posisi mati.
    PORTA.0=1 berarti port dalam posisi hidup.
    Delay_ms berarti jeda untuk membuat led kelap-kelip.
    CARA KERJA RANGKAIAN :
    1.       Delapan Led menyala secara bergantian, misal dari kanan ke kiri.

    2.       Pada saat led ke delapan led akan menyala dan menyimpan daya.

    3.       Led mulai pertama akan menyala  secara bergantian dan pada saat sampai ke led ke tujuh maka led akan menyala dan menyimpan daya seperti led ke delapan

    4.       Led akan menyala lagi secara berurutan, pada led ke enam led akan menyala dan menyimpan daya. Led menyala bersama dengan led ke tujuh dan ke delapan.

    5.       Led akan menyala lagi secara berurutan, pada led ke lima led akan menyala dan menyimpan daya.

    6.       Led akan menyala lagi secara berurutan, pada led ke empat led akan menyala dan menyimpan daya.

    7.       Led akan menyala lagi secara berurutan, pada led ke tiga akan menyala dan menyimpan daya.

    8.       Led akan menyala lagi secara berurutan, pada led ke dua akan menyala dan menyimpan daya.

    9.       Led akan menyala lagi secara berurutan, pada led kesatu akan menyala dan menyimpan daya.

    10.   Semua led akan menyala bersama dan memiliki jeda.


    11.   Semua led akan mati dan memulai dari awal tadi.

    Friday 4 October 2013

    Macam-Macam kode HTML

    By: Rifza On: 21:52
  • Share The Gag
  • Hay teman-teman bloggers pada kali ini Rifza Ramadhan akan membahas tentang kode-kode dalam HTML. Bagi kalian yang suka membuat web site, maupun suka mengedit HTML baik blog, wordpress atau yang lainnya yang berkaitan dengan HTML, sobat harus mengerti dan fungsinya setiap masing-masing komponen HTML. Kode-kode HTML ini biasanya sering disebut TAG. TAG ditulis dengan tanda kurung siku buta dan ditutup dengan kurung siku tutup. Tanda ‘/’ atau “</>” menandakan akhir perintah TAG , entah itu untuk </HEAD>, </TITLE> dan masih banyak lainnya. Sebagai contoh Tag break line ditulis dengan : <br> . berikut Rifza akan menjelaskan beberapa jenis-jenis Tag HTML, silahkan baca artikel di bawah ini :


    <!--  Ã   memberi komentar atau keterangan. Kalimat yang terletak pada Tag kontiner ini tidak akan terlihat oleh blog
    <a href> membuat link ke halaman lain atau kebagian lain dari halaman tersebut.
    <a name> membuat nama bagian yang didenifisikan pada link pada halaman yang sama.
    <applet>  sebagai awal dari java applets
    <area>   mendenifisikan daerah yang sdapat di klik (link) pada image map.
    <b>       membuat teks tebal
    <basefont> membuat atribut teks default seperti jenis ukuran dan warna fort.
    <bgsound> memberi (suara latar) background sound pada halaman web.
    <big>    memperbesar ukuran teks sebesar satu point dari ukuran defaultnya.
    <blink> membuat teks berkedipan
    <body>  Tag awal untuk mmelakukan berbagai pengaturan terhadap teks, warna link, visited link.
    <br>       pindah baris.
    <caption> membuat caption pada label.
    <center>                  untuk perataan tengah untuk teks atau gambar.
    <comment> meletakkan komentar pada halaman web tidak akan Nampak pada browser.
    <dd>       indents teks
    <div>     represents different sections of text.
    <embed>  menambahkan sound or file avi kehalaman web
    <fn>       seperti tag <a nama>
    <form>  mendefinisikan input form
    <frame> mendefinisikan frame
    <frameset> mendefinisikan atribut halaman yang akan menggunakan frame
    <h1>…<h6>         ukuran font
    <head>  mendenifisikan head document
    <hr>       membuat garis horizontal
    <html>   berarti dokumen html
    <i>          membuat teks miring
    <img>    image, imagenap atau an animation
    <input>  mendenifisikan input field pada form
    <li>         membuat bullet point atau baris baru pada list (berpasangan dengan tag <dir>,<menu>,<ol> atau<ul>)
    <map>   mendenifisikan client side map
    <marquee> membuat scrolling teks (teks berjalan) – hanya pada MS IE
    <nobr>  mencegah ganti baris pada teks atau images
    <noframes> jika browser user tidak mendukung frame
    <ol>        mendenifisikan awal dan akhir list
    <p>         ganti paragraph
    <pre>     membua teks dengan huruf yang sama
    <script> mendenifisikan awal script
    <table>  membuat table
    <td>        kolom pada table
    <title>    mendenifisikn title
    <tr>        baris pada table
    <u>         membuat teks bergaris bawah

    Cukup sekian Rifza Ramadhan postingkan, semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi kalian, bagi kalian yang menyukai artikel ini jangan lupa untuk berkomentar dan share ya

    Rangkaian Flip Flop JK

    By: Rifza On: 20:16
  • Share The Gag

  • Rangkaian Sekuensial
    Rangkaian sekuensial merupakan rangkaian dasar pad flip flop
    Outputnya tidak bergantung pada nilai input saat itu, tetapi juga input-input sebelumnya. Karena itu dikatakan mempunyai karakteristik memori.
    Piranti sekuensial : Flip-flop, register dan counter.
    Berdasarkan waktu sinyal, dapat dibedakan menjadi :
    Rangkaian sekuensial sinkron
    Operasinya disinkronkan dengan pulsa waktu yang dihasilkan oleh pembangkit pulsa yang merupakan masukan bagi rangkaian. Sehingga keluaran akan berubah hanya setiap adanya masukan  pulsa waktu, meskipun inputnya tidak berubah.
    Rangkaian sekuensial asinkron :
    Operasinya hanya bergantung pada input, dan dapat dipengaruhi setiap waktu.


    Pengertian Flip Flop JK
    Flip-flop JK Induk-Budak
    Suatu  flip-flop  JK  induk-budak (Master-Slave JK flip-flop) disusun dari dua
    flip-flop  RS,  yang satu bertindak sebagai induk/tuan sedangkan yang lainnya bertindak  sebagai  budak/pengikut  yang  mengikuti  keadaan  keluaran  flip-flop  induk
    sesaat  sesudah  berlalunya  perubahan  keluaran  itu.  Perbedaan  waktu  perubahan
    keadaan  induk  dan budak ini terjadi karena adanya inverter antara pulsa penabuh
    untuk  flip-flop  induk  dan  masukan  flip-flop  budak,  seperti  ditunjukkan    pada
    Gambar disamping

    Prinsip Kerja
    Bila  pulsa  penabuh  flip-flop  induk  berkeadaan  1,  maka  keluarannya akan
    berubah  menurut  keadaan  masukan  J  dan  K  pada  saat  itu,  sesuai  dengan  tabel
    Tetapi, karena adanya inverter pada masukan flip-flop
    budak,  maka  masukan  S  dan  R  flip-flop  budak  itu  akan  tetap  0  dan  keluarannya
    tidak  mengalami  perubahan.  Tetapi  pada  saat  penabuh  induk  kembali  0,  yang
    berarti  keluaran  inverter  menjadi  1,  maka  keluaran  budak  berubah  menurut
    keadaan  keluaran  induk  saat  itu,  yaitu  keadaannya  sesudah  ditabuh.  Perhatikan
    bahwa  bila  penabuh  berkeadaan  0  (CP=  0,  dan  CP=  1),  maka  gerbang-gerbang
    AND  pada  masukan  budak  menjadi  aktif  dan  keluaran  Q  akan  mengikuti
    keadaan  P  karena  hanya  ada  dua  kemungkinan  kombinasi  RS  untuk  budak,  yaitu
    RS=  10  atau  RS=  01.  Bila  P=  1  maka  RS=  01  dan  Q  menjadi  1  sedangkan  bila
    P=  0,  maka  RS=  10  dan  Q  menjadi  0.  Dengan  susunan   ini, dapat dijamin bahwa
    persamaan    flip-flop    Q
    =  QK  +  Q J  akan  tetap  dipenuhi  sejauh  keadaan  J  dan
    K  hanya  berubah  di  antara  dua  pulsa  penabuh  positif  (selagi  CP=  1).  Bila  J
    dan/atau  K  berubah  selagi  CP=  0,  maka  apa  yang  dipindahkan  ke flip-flop budak
    adalah  keadaan P akibat perubahan       terakhir sebelum CP berubah.
    Timing Flip Flop JK


    Langkah-langkah membuat tulisan “PAL” pada Flip Flop
    Komponen yang digunakan :
    1.       3 Flip Flop JK
    2.       3 led 7 segment
    3.       54 led
    4.       Clock
    5.       Vcc

    Pada lamu led

    1.       Buatlah Vcc dan clock
    2.       Sambungkan Flip Flop J dan K ke Vcc
    3.       Sambungakan clock ke Flip Flop JK pertama
    4.       Hasil flip flop pertama sambungkan ke led yang sebelumnya sudah terbentul huruf “P”
    5.       Hasil keluaran “q” sambungkan ke clock Flip Flop JK kedua output sambungkan ke huruf”A” (sebelumnya sudah didesain).
    6.       Hasil keluaran “q” dari Flip Flop JK kedua sambungkan ke clock Flip Flop JK ketiga maka hasil sambungkan ke “L”(yang sudahdidesain.

    Pada 7 segment

    1.       Buatlah 3 seven segment
    2.       Pada 7segment pertama, sambungkan dari percabangan led  “P” diatas dengan 7segment pertama pada H1,H2,H5,H6,H7.
    3.       Pada 7segment kedua, sambungkan dari percabangan led “A” diatas dengan 7segment kedua pada H1.H2,H3,H5,H6,H7
    pPada 7segment ketiga, sambungkan dari percabangan led “L” diatas dengan 7segment ketiga pada H4,H5,H6








    Tuesday 1 October 2013

    Mengenal Lebih Dekat Dengan Sistem Digital Flip Flop

    By: Rifza On: 19:58
  • Share The Gag
  • Rangkaian FLIP - Flop

     


    FLIP-FLOP
    Flip-flop adalah keluarga Multivibrator yang mempunyai dua keadaaan stabil atau disebut Bistobil Multivibrator. Rangkaian flip-flop mempunyai sifat sekuensial karena sistem kerjanya diatur dengan jam atau pulsa, yaitu sistem-sistem tersebut bekerja secara sinkron dengan deretan pulsa berperiode T yang disebut jam sistem (System Clock atau disingkat menjadi CK). Seperti yang ditunjukkan dalam gambar 1:

     
        Gambar1: Keluaran dari pembangkit pulsa yang digunakan sebagai deretan pulsa untuk sinkronisasi suatu sistem digital sekuensial Lebor pulsa tp diandaikan kecil terhadap T.


       Berbeda dengan uraian materi sebelumnya yang bekerja atas dasar gerbang logika dan logika kombinasi, keluarannya pada saat tertentu hanya tergantung pada harga-harga masukan pada saat yang sama. Sistem seperti ini dinamakan tidak memiliki memori. Disamping itu bahwa sistem tersebut menghafal hubungan fungsional antara variabel keluaran dan variabel masukan. Sedangkan fungsi rangkaian flip-flop yang utama adalah sebagai memori (menyimpan informasi) 1 bit atau suatu sel penyimpan 1 bit. Selain itu flip-flop juga dapat digunakan pada Rangkaian Shift Register, rangkaian Counter dan lain sebagainya.

    Macam - macam Flip-Flop: 
    1. RS Flip-Flop
    2. CRS Flip-Flop
    3. D Flip-Flop
    4. T Flip-Flop
    5. J-K Flip-Flop


     RS Flip-Flop
         RS Flip-Flop yaitu rangkaian Flip-Flop yang mempunyai 2 jalan keluar Q dan Q (atasnya digaris). Simbol-simbol yang ada pada jalan keluar selalu berlawanan satu dengan yang lain. RS-FF adalah flip-flop dasar yang memiliki dua masukan yaitu R (Reset) dan S (Set). Bila S diberi logika 1 dan R diberi logika 0, maka output Q akan berada pada logika 0 dan Q not pada logika 1. Bila R diberi logika 1 dan S diberi logika 0 maka keadaan output akan berubah menjadi Q berada pada logik 1 dan Q not pada logika 0.
    Sifat paling penting dari Flip-Flop adalah bahwa sistem ini dapat menempati salah satu dari dua keadaan stabil yaitu stabil I diperoleh saat Q =1 dan Q not = 0, stabil ke II diperoleh saat Q=0 dan Q not = 1 yang diperlihatkan pada gambar berikut:
     

    Gambar 2. RS-FF yang disusun dari gerbang NAND
    Tabel Kebenaran:
     

    keterangan:
    memory = 1/0
    dont care = Q dan Qnot nilainya 1 atau 0 
    Q = 0 [reset]
    Q = 1 [set]

          Yang dimaksud kondisi terlarang yaitu keadaaan yang tidak diperbolehkan kondisi output Q sama dengan Q not yaitu pada saat S=0 dan R=0. Yang dimaksud dengan kondisi memori yaitu saat S=1 dan R=1, output Q dan Qnot akan menghasilkan perbedaan yaitu jika Q=0 maka Qnot=1 atau sebaliknya jika Q=1 maka Q not =0.

    CRS Flip-Flop

     

    Tabel kebenarannya:
     

    Keterangan:
    1 / 0 = memory
    Q = 0 [reset]
    Q = 1 [set]

         CRS Flip-flop adalah clocked RS-FF yang dilengkapi dengan sebuah terminal pulsa clock. Pulsa clock ini berfungsi mengatur keadaan Set dan Reset. Bila pulsa clock berlogik 0, maka perubahan logik pada input R dan S tidak akan mengakibatkan perubahan pada output Q dan Qnot. Akan tetapi apabila pulsa clock berlogik 1, maka perubahan pada input R dan S dapat mengakibatkan perubahan pada output Q dan Q not.


    D Flip-Flop
          D flip-flop adalah RS flip-flop yang ditambah dengan suatu inventer pada reset inputnya. Sifat dari D flip-flop adalah bila input D (Data) dan pulsa clock berlogik 1, maka output Q akan berlogik 1 dan bilamana input D berlogik 0, maka D flip-flop akan berada pada keadaan reset atau output Q berlogik 0.

     

    Tabel Kebenaran:
     




    T Flip-Flop

     

    Tabel Kebenaran:
     
        Rangkaian T flip-flop atau Togle flip-flop dapat dibentuk dari modifikasi clocked RSFF, DFF maupun JKFF. TFF mempunyai sebuah terminal input T dan dua buah terminal output Q dan Qnot. TFF banyak digunakan pada rangkaian Counter, frekuensi deviden dan sebagainya.


    J-K Flip-Flop
         JK flip-flop sering disebut dengan JK FF induk hamba atau Master Slave JK FF karena terdiri dari dua buah flip-flop, yaitu Master FF dan Slave FF. Master Slave JK FF ini memiliki 3 buah terminal input yaitu J, K dan Clock. Sedangkan IC yang dipakai untuk menyusun JK FF adalah tipe 7473 yang mempunyai 2 buah JK flip-flop dimana lay outnya dapat dilihat pada Vodemaccum IC (Data bookc IC). Kelebihan JK FF terhadap FF sebelumnya yaitu JK FF tidak mempunyai kondisi terlarang artinya berapapun input yang diberikan asal ada clock maka akan terjadi perubahan pada output.

     
    Tabel Kebenaran :